Algaemy Final

Nusa Lembongan merupakan salah satu kawasan yang bernaung di bawah Kabupaten Klungkung, Bali, ini memiliki potensi besar dalam membudidayakan rumput laut.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, sebagian besar mayoritas penduduk setempat beralih profesi menjadi petani rumput laut.

Semakin hari, minat masyarakat Nusa Lembongan untuk membudidayakan rumput laut semakin tinggi.

Mengingat perkembangan industri rumput laut di dalam negeri, tidak dapat lepas dari ketersediaan pasokan bahan baku yang berasal dari hasil kegiatan budidaya ini.

Rumput laut yang dihasilkan oleh wilayah ini memiliki prospek yang sangat gemilang di masa mendatang ketika musim panen tiba.

Hal ini telah membangunkan kembali spirit masyarakat Bali khususnya di wilayah Nusa Lembongan untuk menekuni kembali usaha budidaya yang telah turun-temurun dilakukan sejak tahun 1984.

Yang Membedakan Rumput Laut Nusa Lembongan dengan Wilayah Lain

Sebagian besar petani rumput laut di Nusa Lembongan memiliki teknik penanaman rumput laut yang berbeda dari wilayah lain.

Dimana, metode penanaman yang mereka terapkan yakni menggunakan sistem penanaman dasar(bottom farm method).

Metode penanaman dasar merupakan metode budidaya yang menggunakan bibit yang dipilih secara khusus.

Bibit tersebut kemudian diikat dan sebelum ditebarkan ke dasar perairan, biasanya para petani rumput laut akan mengikatkan benih dengan batu karang sebagai pemberat.

Maka dari itu, teknik penanaman rumput laut ini lah yang membedakan sistem budidaya rumput laut di wilayah yang lain dengan Nusa Lembongan.

Suka Duka Petani Rumput Laut Ketika Musim Panen Tiba

Rumput laut sendiri dapat dipanen ketika berusia 30, 45, dan 60 hari sekali.

Dimana, hasil panen selalu bergantung dengan metode penanaman yang diterapkan.

Rata-rata musim panen rumput laut dalam setahun di Nusa Lembongan berkisar 8-10 kali panen.

Ketika pandemi covid-19 melanda, harga rumput laut di Nusa Lembongan naik 3x lipat dari harga pasaran biasanya.

Sehingga, para petani patut bersuka cita dikala itu.

Kini, terdapat beberapa infasi dari hasil riset yang menunjukan bahwa, rumput laut merupakan komoditi pasar yang sangat dibutuhkan banyak industri di masa kini dan mendatang.

Di sisi lain, dengan perkembangan arus modernisasi yang begitu pesa  khususnya, pada sektor pariwisata.

Sebagian besar aktivitas petani rumput laut terganggu akibat alih fungsi kawasan perairan yang menjadi ranah olahraga air (water sport) oleh pihak yang bersangkutan.

Selain dialih fungsikan sebagai object wisata air, pembuangan limbah industri ke laut menyebabkan tercemarnya  lingkungan akuatik.

Yang secara tidak langsung merusak kehidupan bawah laut, dan tentunya menghambat laju pertumbuhan rumput laut.

Gagasan Inovatif Salah Satu Petani Rumput Laut Nusa Lembongan

Bapak Nyoman Sudiatmika, merupakan salah satu dari sekian petani rumput laut Nusa Lembongan yang paling sering memanfaatkan rumput laut sebagai beberapa bahan pengganti produk tertentu.

Dimana, dengan gagasan inovatif yang muncul ketika beliau hendak mempertimbangkan beberapa hal akan kebutuhan pasar saat ini.

Dengan menggagas sendiri brand usaha yang sedang beliau bangun saat ini, Pak Nyoman dengan antusias memperkenalkan brand skincare alaminya bernama ALGAEMY SKINCARE.

Atas kehadiran ALGAEMY SKINCARE di industri kosmetika, tidak sedikit professor yang tertarik untuk mengajak Pak Nyoman bekerja sama untuk memaksimalkan pemasaran produk beliau.

Pak Nyoman juga berkolaborasi dengan PT Quasar Husada guna menyelaraskan terobosan inovatif beliau dalam industri kosmetika.

Beliau berharap, dengan hadirnya ALGAEMY SKINCARE berdasarkan kebutuhan pasar dapat bermanfaat untuk masyarakat.

Tentunya dengan beralih menggunakan serangkaian produk perawatan wajah alami yang lebih aman, kalian telah berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani lokal rumput laut, khususnya di wilayah Nusa Lembongan.

REFERENCES: